Rabu, 22 Juni 2011

Steve Jobs dan Mark Zuckerberg jadi milioner sukses

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1592162.jpg 
Steve Jobs dan Mark Zuckerberg jadi milioner sukses di bidang teknologi. Kenapa mereka sukses? Agaknya mode berpakaian bukan salah satu penyebabnya.

Sweater hitam ala Steve Jobs sepertinya akan makin laris di pasaran. Masyarakat umum mungkin tidak terlalu peduli. Tapi para gadget freak, terutama pecinta Apple, atau khususnya pecinta Steve Jobs, tentu ingin tau sweater yang dikenakan ‘dewa Apple’ ini.


Jika Anda perhatikan, Jobs biasa mengenakan sweater hitam lengan panjang (biasanya turtle neck). Jobs mengenakan sweater seperti ini pada kesempatan apapun, termasuk di acara WWDC di San Francisco, Senin lalu, saat ia mempresentasikan produk inovasi baru Apple yaitu iCloud.

Beberapa hari setelahnya, ia mengenakan sweater yang sama ketika mempresentasikan desain kantor pesawat luar angkasanya saat bertemu pemerintah Cupertino. Dua acara, dan model dan warna pakaiannya sama.

Hal ini jadi perhatian gadget freak. Sweater apa yang Jobs pakai?

Menurut informasi Techcrunch, sweater itu adalah sweater bahan kasmir seharga Rp 5 juta, keluaran produsen garmen VonRosen asal Jerman.

David Frederik, eksekutif VonRosen, mengirim email kepada Techcrunch demi mengumumkan bahwa sweater yang dikenakan Jobs adalah keluaran VonRosen.

Pentingkah? Lihat faktanya. Nyatanya setelah itu produsen garmen ini kebanjiran order sweater seperti yang dikenakan Jobs.

Namun reaksinya berbeda dari kalangan pengamat mode. Mereka menyebutkan bahwa meski raja teknologi yang satu ini tidak ganti (model dan warna) baju dan tidak peduli pada penampilan, ia tetap sukses berbisnis.

Bahkan mungkin ini justru akan jadi tren selanjutnya di kalangan pecinta gadget, yaitu tren ala Steve Jobs; sweater hitam lengan panjang, blue jins belel, dan sepasang sepatu sneakers putih.

Gaya berpakaian CEO perusahaan teknologi memang jadi tren. Lihat saja Mark Zuckerberg. Gaya berpakaian milioner dan pendiri Facebook ini jadi pembicaraan karena ia biasa tampil santai dengan jeans baggy, t-shirts, sweater hoodie, dan sepatu kets.

Gaya berpakaiannya cenderung mewakili sifatnya yang memang nyeleneh, dan tidak sopan layaknya anak muda. Bahkan, ia memiliki pakaian khas untuk ke kantor yaitu celana piyama dan kaus. Semuanya itu mewakili reputasinya sebagai ‘si tukang ribut’. Sama seperti Jobs, Zuckerberg juga mewakili gerakan 'anti-fashion'.

Ciri khas 'anti-fashion' terus melekat di kalangan entrepreneur muda. Gaya ini terbukti tidak memengaruhi kesuksesan, dan nyatanya malah menjadi ikon mode baru. Gaya berpakaian tidak menentukan sukses tidaknya seseorang di sektor teknologi sekarang ini.

Mark-Evan Blackman, profesor Fashion Institute of Technology mengatakan, "Gaya serampangan memang sudah menjadi ciri khas para pengusaha muda zaman sekarang."

Bandingkan keduanya dengan gaya berpakaian Bill Gates pendiri Microsoft. Gates biasa mengenakan setelan jas resmi, kemeja plus dasi, dan sepatu pantofel. Karen Hughes dari StyleYouniversity mengatakan bahwa gaya berpakaian Bill Gates dan Steve Jobs dapat diibaratkan seperti langit dan bumi. Berbeda jauh. Tapi toh keduanya sama sukses.

Gaya berpakaian mewakili reputasi. Zuckerberg atau Jobs, cenderung sembarangan dan tidak peduli dalam berpakaian. Tapi memang, pengusaha sukses bidang teknologi sekarang kebanyakan seperti itu, dan ini membuktikan bahwa kesuksesan tidak selalu diperoleh dengan mengenakan pakaian yang ‘pantas’.

0 komentar:

Posting Komentar